SEJARAH DESA
- ASAL USUL DESA PEMBENTUKAN DESA
Desa Butuh Kidul merupakan desa termuda di kecamatan Kalikajar. Sebab, Desa Butuh Kidul merupakan pemekaran dari desa Butuh.
Kala itu, pada tahun 1998 muncul desakan dan dorongan warga dari dusun Jenggeran, Gamblok, Pagergunung, Sidomulyo dan Plirigan untuk membentuk sebuah desa. Mereka mendesak untuk membuat desa baru, karena masyarakat merasa kesulitan ketika harus mengurus administrasi ke kantor desa. Sebab, jarak tempuh dari dusun ke kantor desa mencapai 8 kilometer. Bahkan, saking luasanya wilayah Desa Butuh, seringkali sebelum dipecah, warga sangat sulit untuk bisa bertemu dengan kepala desanya. Warga di 5 dusun tersebut bisa bertemu kepala desa setiap satu tahun sekali. Hingga akhirnya, warga dengan dipelopori para tokoh mengajukan pemekaran desa.
Permintaan dan jerih payah warga 5 dusun tersebut membuahkan hasil, hingga akhirnya pada Agustus 1998 kecamatan memberikan mandat untuk memecah Desa Butuh menjadi dua desa yaitu Desa Butuh dan Desa Butuh Kidul. Nama Butuh kidul ini diambil dari letaknya yang sebelah Kidul atau selatan.
Keberadaan dusun lebih awal dibandingkan dengan nama desanya. Karena, 5 dusun di Butuh Kidul memiliki sejarah yang penuh dengan perjuangan para tokoh pendiri dusun antara lain :
- Dusun Sidomulyo
Dahulu kala tak ada yang mengetahui secara pasti tahunnya, hiduplah suami istri Kyai Kasan Melik Dan Nyai Kasan Melik. Mereka tinggal di dusun Gumingsir (diwilyah Kertek), mereka mempunyai dua orang anak yang bernama Kyai Sutorso / Kyai Jengger yang tinggal di Dusun Jenggeran dan Nyai Rantang sari yang tinggal di Dusun Gumingsir
Suatu hari Mbah Kyai kasan melik memilih meninggalkan keluarganya dan memilih untuk membuat tempat sendiri, Di tengah hutan yang masih banyak pepohonan besar, yang sekarang menjadi Dusun Sidomulyo, Akhirnya sang istri dari Gumingsir pun menyusul beliau dan memilih untuk tinggal bersama kyai Kasan Melik.
Kyai kasan melik mempunyai kebiasaan atau hobi mencari ikan (perek). Suatu ketika kyai Kasan Melik pergi untuk mencari ikan. Sepulang dari mencari ikan kyai Kasan Melik menyuruh istrinya untuk memasak ikan hasil tangkapanya. Istrinya pun langsung mengerjakanya. Akan tetapi tak disangka kyai kasan melik malah menghabiskan ikan tersebut tanpa menyisakan untuk istrinya. Tidak terima sang istri merasa sang suami tidak memikirkan atau tidak peduli kepadanya. Akhirnya kyai kasan melik ditinggalkan lagi sama istrinya.
Istrinya lebih memilih sendiri dan membuatlah tempat untuk singgah, tak jauh dari tempat mbah kyai kasan melik. Diatas tempat mbah kasan melik singgah, tepatnya ialah yang sekarang menjadi Dusun Pagergunung, kemudian keduanya sepakat untuk pisah atau cerai.
Setelah cerai, istri Mbah Kasan Melik mulai mencari lahan yang strategis. Hingga akhirnya, menemukan sebuah lahan yang tak terlalu jauh dengan Sidomulyo. Hingga akhirnya, Ia menetap dilahan tersebut.
Lambat laun lahan yang dihuni istri Mbah Kiai Kasan melik bertambah, setelah di tempat itu sudah banyak penghuninya beliau menamakanya sebagai dusun Pagergunung dan tempat yang di singgai mbah kyai Kasan Melik dinamai Pager Gunung jurang Yang Sekarang menjadi Dusun Sidomulyo.
- Berubahnya Dusun Pager jurang Menjadi Dusun Sidomulyo
Itulah Nama dari sebuah dusun yang terletak di lereng gunung sumbing, dan di sebelah Selatan gunung Sindoro tepatnya di desa Butuh Kidul Kecamatan Kalikajar Kabupaten WONOSOBO.
Sesuai informasi yang didapatkan dari sesepuh desa, nama desa ini bukanlah Sidomulyo, akan tetapi memiliki nama Pager Gunung Jurang. Dinamakan Pager Jurang karena memiliki makna dibentengi dengan gunung dan jurang artinya bawahan atau lawis. Letaknya yang ada ditengah-tengah gunung Sindoro dan Sumbing itulah yang membuat namanya menjadi Pager Gunung Jurang. Berjalannya waktu, setelah di dusun tersebut didirikan sebuah sekolah dasar, nama Pager Gunung Jurang diganti menjadi Sidomulyo. Karena, sebelum adanya SD di dusun tersebut, anak-anak harus menempuh jarak perjalanan yang sangat jauh untuk mengenyam pendidikan. Barulah, setelah berdinya SD di dusun tersebut, masyarakat dusun Pager Gunung Jurang merasa lebih baik dan makmur. Hingga akhirnya, warga sepakat untuk mengganti namanya menjadi Sidomulyo yang memiliki arti menjadi makmur.
Tokoh yang paling berpengaruh besar dalam merubah nama dusun adalah Mbah Noto Dimejo, Mbah Ahmad Saberun anak Mbah Sodipo, Mbah Arso Dimejo, Mbah Musto Dimejo.
- Jenggeran
Melihat lokasi pager Gunung yang sudah penuh, kemudian Mbah Kiai Kasan Melik menyuruh anaknya bernama Kiyai Sutorso untuk menempati sebuah lahan yang tak terlalu jauh darinya. Hingga akhirnya Kyai Sutorso/kyai Jengger menemukan sebuah tempat yang akhirnya akan menjadi cikal bakal dusun Jenggeran. Jenggeran itu merupakan nama sebutan dari Kyai Sutorso/Kyai jengger, sebab ibu jari Kyai Sutorso ada dua, hingga akhirnya disebut jengger. Berjalanya waktu, kemudian warga menamakan lahan yang disinggahi tersebut dengan sebutan dusun Jenggeran.
Pemimpin Desa Butuh Kidul
Setelah mendapat persetujuan kecamatan, kemudian pada saat itu ditangan Camat Kalikajar bernama Untung muncul SK Camat menunjuk Aehrodin untuk mengisi jabatan PJ kepala desa Butuh Kidul tahun 1998. Aehrodin yang merupakan Kadus Sidomulyo ditunjuk untuk memimpin desa selama 3 bulan. Karena, masa tersebut merupakan masa transisi. Hingga akhirnya, pada Desember 1998 dilakukan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) pertama kali di desa Butuh Kidul
- Kepala Desa Parmono.
Pilkades 18 Desember 1998. Setelah dilakukan pemekaran, kemudian pada 18 Desember 1998 masyarakat melaksanakan pemilihan kepada desa (Pilkades). Karena, pertama kali Pilkades, ada beberapa kandidat yang maju dalam Pilkades. Mereka adalah
- Parmono (Jenggeran),
- Turyono (Pagergunung),
- Kumpul Sudarto (Gamblok) dan
- Madyo Suwito (Pagergunung).
Dari empat kandidat tersebut, Parmono terpilih sebagai kepala Desa. Hingga akhirnya, pada 1999 ia mulai memimpin sampai tahun 2006.
Selama 8 tahun memimpin, cukup banyak prestasi yang ditinggalkannya.antara Lain.
Selama satu tahun, karena belum memiliki kantor, semua administrasi dilakukan dirumahnya. Setelah satu tahun administrasi dilakukan dirumahnya, Parmono mengajak warga untuk membuat kantor desa dan masyarakat sepakat untuk membuat Balai Desa di Jenggeran. Lalu terbentuklah kantor desa pertama pada tahun 2000 dibawah naungan Kades Parmono. Pembuatan kantor tersebut dengan swadaya masyarakat dan dibantu Bapermasdes berupa kayu dan barang untuk atap dan rangka. Selain itu, Parmono juga berhasil membangun akses jalan Rolak Jenggeran Dan Rolak Jalan Gamblok. Membangun jembatan per empatan lapangan, gorong-gorong, senderan Sidomulyo. Dibidang pemerintahan, mengisi kekosongan Sekdes, Pembentukan BPD, LKMD, serta Fasilitator Desa (FD).
- Kepala Desa Santoso
Setelah 8 tahun memimpin, Bp. Parmono tidak maju lagi. Hanya ada dua kandidat yang maju yaitu:
- Santosa (Jenggeran)Dan
- Kumpu Sudarto (Kadus Gemblok)
Pilkades tahun 2006 itulah mengantarkan Santoso untuk memimpin desa Butuh Kidul. Santoso lebih unggul dari Kumpul dengan selisih suara 127.
Pada era kepemimpinan Santosa mulai terlihat tanda-tanda kemajuannya. Diantaranya, membuka akses jalan dengan cara padat Karya Pembuatan Jalan Bowongso sampai Jenggeran. Sebab, akses jalan menuju Bowongso cukup jauh, lalu Santosa memiliki inisiatif untuk membuka akses terobosan. Setelah itu, tahun 2007 jalan yang sudah dibuka dikeraskan melalui program PNPM. Tak hanya itu, Santoso juga mempedulika para petani dengan cara membuka akses jalan menuju lahan pertanian. Selain itu, tahun 2012 juga berhasil mengantarkan program Pamsimas di dusun Gemblok. Pembangunan Gedung Serbaguna 2010-2014 serta PKD tahun 2007, pengangkatan Kadus Jenggeran Dan Kaur Pemerintahan.
- Pilkades Desember 2013
Melihat kinerja Santosa yang baik, maka masyarakat kembali mendorongnya untuk maju menjadi kepala desa. Lalu pada Pilkades 2013 ada dua kandidat yang maju yaitu
- Santoso (kepala Desa Sebelumnya)dan
- Parmono (Mantan Kades 1999).
Akan tetapi, Santosa terpilih secara mutlaq dengan perolehan suara 1057. Amanat yang diberikan warga tak disia-siakan, Santosa kembali memberikan prestasi yang membanggakan diantaranya pembangunan rolak jalan, senderan dan jembatan Jenggeran-cengglok. Rehab Balai Desa, Lanjutan Gedung Serba Guna, tahun 2013 pembangunan Paud Melati (Pagergnung), Kenanga (Jenggeran), betonisasi jalan Sidomulyo dan Gamblok. Pembuatan MCK Komunal di masing-masing dusun, betonisasi Lingkungan di Gamblok. Pembuatan Sekretarian Kelompok Tani Tani Maju di Jengeran. Gedung Pengolahan Kopi. Pemugaran 30 rumah tak layak huni, membantu Rehab TPQ, pengangkatan Kadus Sidomulyo dan Kaur Keungan serta proses simpan pinjam Puap berjalan lancar.
- Pilkades 2019
Pilkades 2019 diselenggarakan dengan 2 kandidat yaitu :
- Santosa (kepala Desa Sebelumnya)
- Suryanti.
Santoso kembali terpilih menjadi kepala desa untuk periode 2019-2024
- PEMIMPIN DESA
|
· AEHRODIN ( 1998 Masa transisi)
Pj Kepala Desa Setelah Pemekaran
Wonosobo, 1,Januari,1958
|
|
· PARMONO ( 1999-2006)
Kepala Desa 1
Wonosobo,28,Agustus,1961
|
|
· SANTOSO ( 2006-20124 )
Kepala Desa 2
Wonosobo, 30,Desember,1969
|